Sarang semut
adalah tumbuhan epifit yang menempel pada tumbuhan asing yang menempel pada
tumbuhan inang. Misalnya adalah pohon kayu putih (Melalueca), cemara gunung
(Casuarina), kaha (Castanoposis), beech (Nothofagus) dan beberapa jenis kayu
lain di hutan. Tumbuhan ini memiliki batang tunggal tanpa percabangan dan
pangkalnya menggelumbung membentuk bangunan seperyi umbi yang disebut hipokotil
(caudex) permukaannya kasar dan dipenuhi duri tajam. Hipokotil ini memiliki
dahing yang biasanya digunakan sebagai rumah atau sarang semut sehingga
berongga-rongga, oleh karena itu tumbuhannya disebut sebagai tumbuhan sarang semut.
Bagian batang yang membesar ini yang biasanya disebut umbi. Jadi berbeda dengan
umbi yang biasanya merupakan bagian batang yang ada di dalam tanah. Sarang
semut terlihat menggantung pada pohon inangnya.
Di Papua sendiri
populasi sarang semut banyak karena daerahnya sebagian besar adalah
dataran tinggi, tempat yang tepat bagi tumbuhan sarang semut untuk berkembang
biak, ayitu diatas 600 mdpl. Satu hipokotil/umbi sarang semut selalu dihuni
oleh hanya satu jenis semut. Tercatat, ada 26 jenis tumbuhan sarang semut.
Semut bersarang di dalam umbi sarang semut karena di dalamnya tersedia
cukup makanan dalam bentuk karbohidrat sehingga merasa aman. Jadi ada kerja sama yang berisfat simbiosis
mutualisis antara sarang semut, tumbuhan inang dan semut. Hasil simbiosis ini
adalah bermacam-macam metabolit terdapat dalam daging umbi yang berongga-rongga
yaitu kabohidrat, tannin dan berbagai macam flavonoid. Hasil simbiosis inilah
yang menyebabkan sarang semut (yang sudah ditinggalkan semutnya) memiliki khasiat sarang semut
sebagai obat.
Kandungan
senyawa alami seperti flavonoid dan tannin. Kedua senyawa ini menjadi bagian
penting untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh terhadap gangguan kesehatan
baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh itu sendiri. Flavonoid yang
merupakan salah satu senyawa alami yang dimiliki dari sarang semut, flavonoid
adalah sejenis senyawa alam yang menjadi bagian dari senyawa fenolik yang
berfungsi untuk membentuk pigmen tumbuhan. Flavonoid sangat dibutuhkan oleh
tubuh, bagi seseorang yang sedang mejalani diet sehat, tak hanya itu flavonoid
juga sangat baik sebagai antioksidan yang berkhasiat mencegah kanker. Flavonoid
akan bekerja dengan lebih sempurna apabila dipadukan dengan vitamin C, maka
flavonoid akan bekerja lebih optimal untuk meningkatkan kinerja vitamin C,
mencegah pengeroposan tulang, sebagai antibiotik dan anti-inflamasi. Sarang
semut cukup banyak memiliki kandungan senyawa asli dari sarang semut dan
senyawa yang terbawa dari alam, kandungan senyawa alami yang terkandung di
dalam sarang semut, seperti flavonoid, tannin, antioksidan tokoferol (vitamin
E) dan beberapa mineral lainnya seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi,
fosfor dan magnesium.
Daftar Pustaka
http://khasiatsarangsemut.com/
http://repository.unand.ac.id/17275/1/ISOLASI_DAN_KARAKTERISASI_TRITERPENOID.pdf
http://www.wima.ac.id/index.php?r=university/article&id=1274
Tidak ada komentar:
Posting Komentar